Bagaimana Cara Menghitung Margin Harga Wajar?

image

Saat produsen ingin menjual produk ke konsumen, mereka harus bekerja sama dengan distributor dan ritel. Margin untuk distributor dapat berkisar dari 3% hingga 30% dari harga jual, margin untuk ritel dapat hingga mencapai 60%. Ini semua tergantung pada jenis produk, biaya distribusi dan pemasaran

Tidak semua margin adalah keuntungan. Untuk mendapatkan margin, distributor dan ritel harus mengeluarkan biaya, misalnya untuk pengiriman, penyimpanan, pembiayaan dan tentu saja penjualan barang. Mereka juga memiliki biaya tetap, hanya menyisakan sebagian dari margin sebagai keuntungan mereka. Saat bernegosiasi dengan para pihak lebih jauh dalam rantai distribusi, Anda harus mempertimbangkan hal ini.

Apa peran ritel dalam distribusi?

Ritel menjual barang kepada publik dalam jumlah yang relatif kecil untuk digunakan atau dikonsumsi, bukan untuk dijual kembali. ritel misalnya dapat berupa supermarket, lebih disukai yang memiliki banyak gerai. ritel adalah belenggu terakhir dalam rantai distribusi dan memiliki informasi terbaik tentang berapa harga jual yang masih dapat diterima.

Apa peran distributor?

Distributor adalah perantara antara produsen dan ritel, atau antara produsen dan bisnis yang mengintegrasikan produk atau menggunakannya untuk konsumsi mereka sendiri. Bisa ada rantai distributor, misalnya distributor global yang menjual ke distributor khusus untuk industri tertentu. Di pasar B2B, mis. untuk meja, mesin yang rumit atau layanan pembersihan, biasanya Anda tidak memiliki ritel.

Harga distributor dan harga eceran

Distributor dan ritel Anda harus mampu menutupi biaya mereka dan membuat margin kecil. Oleh karena itu, langkah selanjutnya adalah membuat daftar aktivitas mereka dan menambahkan nilainya. Kegiatan ini dapat mencakup:

  • Angkutan
  • Pengemasan
  • Penyimpanan
  • Pemasaran
  • Penjualan

Menjumlahkan perkiraan biaya aktivitas ini akan memberi dasar yang baik untuk negosiasi. Membahas daftar tersebut juga akan membantu memperjelas ekspektasi, yang sangat penting jika Anda bekerja dengan distributor asing.

Perhitungan margin retail dan distributor yang tersedia

Bagaimana cara menghitung margin distributor atau margin ritel? Langkah pertama adalah menghitung margin apa yang tersedia dan bagian mana yang harus masuk ke distributor Anda.

Prosesnya dimulai dengan menentukan harga barang Anda. Perjelas di unit mana Anda menjual produk Anda, dan konsistenlah dalam perhitungan Anda untuk menganggapnya sebagai dasar.

Langkah selanjutnya melibatkan penetapan MSRP (Harga eceran yang disarankan Produsen). Anda harus mengkonfigurasi MSRP Anda dengan mempertimbangkan keuntungan yang diperoleh di semua saluran penjualan Anda dan persaingan produk di pasar. Juga pertimbangkan pajak yang berlaku, seperti PPN.

Distributor dan ritel biasanya mendapatkan diskon MSRP sebagai imbalan untuk menjual produk Anda atas nama Anda. Distributor biasanya mendapatkan diskon besar karena banyaknya pesanan mereka, dan jumlah ritel yang memesan dari mereka. Mereka biasanya tidak membutuhkan terlalu banyak dukungan, kecuali untuk pemberitahuan tentang promosi.

Anda harus mengantisipasi biaya tak terduga. Kerusakan atau kehilangan produk dapat terjadi selama pengiriman. Sertakan dalam perhitungan penjualan unit Anda untuk menyesuaikan margin Anda. Sebagian besar distributor dan ritel juga akan meminta sampel produk. Margin yang wajar untuk distributor Anda harus dihitung hanya jika semua biaya (termasuk variabel tersembunyi dan lain-lain) diketahui.

Langkah kedua adalah membagi margin di sepanjang rantai distribusi, mis. antara Anda, distributor dan ritel. Ingatlah pekerjaan yang harus dilakukan masing-masing pihak dan risiko yang mereka ambil. Secara umum, profitabilitas suatu produk lebih rendah untuk distributor daripada ritel tetapi distributor memiliki lebih banyak penjualan karena volume yang mereka tangani. Cobalah untuk menentukan dengan harga transfer apa yang masih menarik bagi distributor Anda dan kapan ritel Anda menjual produk Anda.

Kasus khusus: distributor waralaba

Jika berbicara tentang distributor waralaba, atau umumnya disebut penerima waralaba, maka ada hubungan yang sangat berbeda antara produsen atau supplier dan distributor. Berdasarkan perjanjian waralaba, distributor diwajibkan untuk membeli sebagian besar barang mereka dari produsen. Perusahaan distribusi akan memiliki nama dagangnya sendiri, tetapi akan menampilkan dirinya sebagai perwakilan produsen. Secara formal distributor akan memiliki kebebasan untuk menentukan harga sendiri, tetapi produsen dapat memberikan rekomendasi. Harga yang dibayarkan distributor seringkali merupakan persentase tetap dari harga yang direkomendasikan.