Pengaruh Konsumen Generasi Milenial dalam Perkembangan Industri Retail
Generasi milenial kini sudah dijadikan target market oleh banyak pengusaha retail. Generasi yang terlahir dalam periode tahun 1980-1999 ini merupakan generasi yang terbuka akan komunikasi, media dan teknologi digital. Tidak heran jika generasi milenial ini memiliki kebiasaan berbelanjanya sendiri yang berbeda dengan generasi lainnya.
Generasi milenial tidak mudah terpengaruh oleh berbagai iklan yang ditayangkan. Mereka memiliki kecenderungan untuk lebih berhati-hati sebelum mengambil keputusan untuk berbelanja; Mereka membaca blog mengenai review produk dari brand yang belum pernah dicoba sebelumnya dan juga memiliki loyalitas yang tinggi terhadap brand tertentu.
Tentunya dengan karakteristik berbelanjanya yang berbeda, generasi milenial menyebabkan perkembangan industri retail menjadi lebih menarik. 3 hal utama yang mempengaruhi para milenials saat berbelanja antara lain :
Menitik-beratkan pada kenyamanan dan fleksibilitas Generasi milenial yang sudah tumbuh dewasa dengan teknologi mobile sehingga mereka mengharapkan agar bisa menggunakannya pada setiap aspek kehidupannya. Mereka ingin agar bisa berbelanja, menggunakan media sosial, berbincang dengan teman, melakukan penelitian online dan membayar produk yang dibelinya. Kenyamanan yang ditawarkan oleh perangkat mobile menjadi kunci untuk menarik perhatian generasi milenial.
Tidak heran jika saat ini banyak sekali brand retail yang memiliki toko offline tetap mengembangkan mobile apps yang memungkinkan konsumen generasi milenial untuk tetap dapat memesan produknya secara online.
Pengalaman yang dipersonalisasi
Untuk menarik perhatian generasi ini, industri retail perlu untuk memberikan pengalaman yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing pelangganya; baik online atau pun offline. Generasi milenial mengharpakan adanya customer service profesional yang dapat mengerti kebutuhannya dan memberikan rekomendasi yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka secara speksifik. Maka dari itu saat ini ada berbagai jenis pengusaha retail yang menjual produk yang secara garis besar sama, namun menawarkan pengalaman yang berbeda kepada pelanggannya. Misalnya berbagai gerai milk tea yang saat ini tersebar di berbagai lokasi. Awalnya brand pengusungnya hanya menjual milk tea dengan berbagai pilihan rasa. Namun kini brand lainnya sudah mulai menawarkan milk tea yang bukan hanya memiliki berbagai ragam rasa, namun juga menawarkan pelanggan untuk mengubah takaran gula dan esnya sesuai dengan seleranya masing-masing.
Mengutamakan pengalaman baik daripada produk/jasa yang ditawarkan
Generasi milenial merupakan generasi yang berada di tengah-tengah; Mereka bukan hanya menyukai teknologi, namun mereka juga menghargai nilai lain yang cenderung bersifat tradisonal. Mereka bukan hanya menyukai kegiatan berbelanja yang praktis, namun mereka juga bisa jatuh cinta dengan berbagai pelayanan baik, ramah dan profesional yang ditawarkan oleh brand tertentu. Tidaklah mengherankan jika saat ini ada berbagai produk yang sebenarnya cukup umum namun ditawarkan dengan harga yang lebih mahal dengan iming-iming “pengalaman yang tak terlupakan”. Berbagai brand kini juga sudah mulai mengarah ke sini; Misalnya salah satu brand perlengkapan olahraga terkemuka yang menyediakan treadmill di tokonya sehingga setiap konsumen bisa langsung mencoba perlengkapan yang ditawarkan.
Itulah ketiga perubahan yang saat ini terjadi dalam industri retail akibat pengaruh munculnya generasi milenial.