3 Kesalahan Dalam Pengelolaan Inventori Yang Harus di Bayar Mahal

image

Dalam sistem produksi pada sebuah perusahaan, persediaan atau inventori adalah suatu hal yang sangat krusial. Inventori sendiri adalah stok bahan yang digunakan guna memudahkan sistem produksi, memenuhi permintaan pelanggan, dan memberikan kepuasan kepada pelanggan yang meliputi bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi.

Inventori dinilai sangat penting bagi para pelaku bisnis, karena dinilai dapat meningkatkan hasil produksi dan penjualan. Dengan memiliki stok yang cukup banyak, maka tingginya permintaan konsumen bukan jadi masalah. Namun, kesalahan dalam pengelolaan inventori akan membuat sebuah perusahaan membayar biaya sangat mahal. Beberapa kesalahan tersebut diantaranya :

1. Surplus Inventory

Surplus inventory atau kelebihan persediaan adalah sebuah hal yang dapat dinilai positif, juga dapat dinilai negatif. Apabila sebuah perusahaan memiliki jumlah persediaan lebih dari yang dibutuhkan, Beberapa manajer perusahaan melihat surplus inventory ini sebagai hal yang positif jika permintaan barang melebihi stok yang ditentukan. Namun, hal ini menjadi negatif apabila tanggal kadaluarsa barang sudah dekat yang mengharuskan perusahaan menjual item tersebut dengan harga dibawah standart. Tentu hal ini membuat anda harus membayar biaya yang mahal.

2. Tracking Inventory Yang Buruk

Setiap perusahaan pasti akan melakukan tracking inventory guna mengamati dan melacak persediaan barang. Bagaimanapun, semua perusahaan menghabiskan sejumlah besar uang untuk membeli persediaan barang atau stok. Stok inilah yang digunakan untuk mensuply produksi suatu barang atau penjualan kepada user.

Tracking stok ini meliputi banyak hal yang diantaranya pengecekan persediaan barang, pengecekan terhadap barang - barang yang rusak, memantau tanggal kadaluarsa barang, dan berbagai hal lainya. Apabila tracking inventory buruk, misal perusahaan tidak memantau tanggal kadaluarsa barang

3. Data Stock Tidak Akurat

Benar saja jika tracking Data Stok buruk, perusahaan akan membayar biaya yang sangat mahal. Misalnya, Persediaan barang tidak sesuai data. Pada data tertulis item A berjumlah 500 item. Namun pada kenyataannya hanya ada 480 item. Ada 20 item yang hilang, apabila harga per item Rp 1.000.000, maka dengan hilangnya 20 item perusahaan rugi Rp 20.000.000.

4. Tidak Mengaplikasikan Sistem Inventory

Terkadang perusahaan memandang investasi di bidang teknologi informasi merupakan bukan suatu kebutuhan utama, karena banyak anggapan bahwa tanpa sistem pun perusahaan bisa berjalan. Namun sebenarnya hal ini kurang tepat, padahal penerapan teknologi informasi terutama sistem inventory akan sangat membantu perusahaan untuk mengontrol kegiatan gudang dan distribusi barang dan dapat menghasilkan laporan yang dapat digunakan sebagai acuan untuk perusahaan di masa depan.

Kesalahan - kesalahan tersebut dapat diakibatkan oleh berbagai hal, bisa dari sisi pemasok, distributor, atau karyawan. Hal ini tentu dapat diatasi dengan memperbaiki sistem Data Stok menjadi lebih baik, sehingga kesalahan - kesalahan tersebut dapat dilacak dan data stok sesuai dengan persediaan yang ada.

turboly.com