Closing Tahunan Accounting, Wajibkah?
Akhir tahun bagi banyak pemilik bisnis dan tim akuntan mereka, ini juga merupakan akhir tahun keuangan yang artinya harus melakukan closing tahunan sesuai periode akuntasi atau biasa disebut tutup buku tahunan. Dengan melakukan closing tahunan akan memberikan informasi mengenai kondisi perusahaan setahun kebelakang dan selain itu hasil dari closing tahunan akan digunakan untuk acuan berapa jumlah pajak penghasilan yang harus dibayarkan perusahaan.
Secara konsep, closing/ tutup buku tahunan, akan berfungsi :
- Memindahkan nilai dari saldo-saldo akhir dari setiap akun-akun Neraca menjadi saldo awal untuk tahun berikutnya.
- Menutup saldo akhir akun laba rugi ke akun Laba Tahun Berjalan (Current Year Earnings).
- Menutup dan memindahkan Akun Laba Tahun Berjalan kepada akun Laba Ditahan (Retained Earnings).
Closing tahunan ini wajib untuk dilakukan dengan alasan penting sebagai berikut :
-
Melihat nilai akhir dari laporan Neraca sehingga berbagai pihak seperti : para stakeholder dapat melihat seberapa besar posisi keuangan dan kekayaan milik perusahaan.
-
Melihat nilai akhir dari laporan Laba-Rugi sehingga stakeholder dan pihak ketiga juga dapat melihat seperti apa kinerja keuangan perusahaan yang dimaksudkan, apakah mengalami kenaikan atau malah sebaliknya mengalami penurunan.
-
Membentuk saldo awal pada bulan/tahun baru atas suatu akun-akun dari Neraca dan dari saldo akhir bulan/ tahun yang sebelumnya sebelumnya.
-
Menganalisis tentang rasio keuangan perusahaan dari tahun ke tahun.
-
Membagi-bagikan deviden dari Laba Ditahan setelah tutup tutup buku akhir tahun.
-
Sebagai langkah awal dalam melakukan cut-off data keuangan jika menggunakan Sistem ERP.