Alokasikan Persediaan Dengan Tepat

image

Penentuan alokasi persediaan erat kaitannya dengan jalur distribusi. Masalahnya, banyak perusahaan retail multi-outlets tidak benar-benar memikirkan alokasi persediaan yang optimal di setiap entity.

Bagaimana Strategi Alokasi Persediaan yang Efektif?

Dengan mendistribusikan persediaan secara efektif di seluruh entity, retailer akan memastikan stok yang tepat tersedia pada waktu yang tepat, di lokasi yang tepat. Pada dasarnya, alokasi persediaan yang optimal akan memastikan bahwa kepuasan pelanggan dimaksimalkan dan peluang untuk untung sepenuhnya dieksploitasi. Namun, bagaimana jika persediaan tidak dialokasikan dengan benar?

Jika strategi alokasi tidak selaras dengan strategi bisnis secara keseluruhan, ini dapat memiliki dampak besar pada kinerja seluruh bisnis. Beberapa masalah yang dihasilkan sangat terlihat seperti stok kosong di beberapa lokasi sementara lokasi lain stok berlimpah dan dikategorikan “dead stock”. Namun, alokasi yang buruk juga dapat berdampak besar pada penjualan dan keuntungan karena akan timbul biaya transfer antar toko dan juga kehilangan penjualan.

  • Strategi Alokasi Dioptimalkan
  • Tingkat ketersediaan yang konsisten
  • Mengurangi transfer antar toko
  • Memaksimalkan penjualan
  • Meminimalisir stok mati
  • Memuaskan pelanggan

Prioritas untuk membuat keputusan terhadap persediaan akan berbeda dari setiap perusahaan. Namun, ada sejumlah prinsip yang harus dipertimbangkan oleh semua pemilik bisnis untuk memastikan alokasi persediaan akan memenuhi tuntutan pelanggan serta memberikan nilai bagi bisnisnya.

1. Penentuan Gudang Pusat

Bagi banyak bisnis retail, penentuan gudang pusat sebagai pusat distribusi merupakan keputusan yang penting. Hal ini tidak mengherankan mengingat bahwa salah satu penyebab paling umum dari biaya yang tinggi karena kerusakan barang adalah alokasi persediaan awal yang buruk. Saat mendistribusikan barang ke toko, kesalahan paling sering adalah adalah mengalokasikan barang tanpa mempertimbangkan trend penjualan di toko tersebut, yang hasilnya jika barang tidak laku akan ditransfer ke toko lain dan begitu seterusnya sampai akhirnya barang didiskon. Hal tersebut dapat dihindari jika menggunakan Software ERP dimana kita dapat mengetahui service rate pengiriman dari gudang + histori penjualan di suatu toko. Barang apa yang laku apa yang tidak Software ERP menyediakan datanya dan menghindari kelebihan stok.

2. Penentuan Minimum Stock & Maksimum Stock

Ketika sampai pada alokasi awal, lebih sedikit lebih banyak. Namun, selalu ada batas minimum persediaan yang harus dialokasikan ke toko. Tujuannya di sini adalah untuk memastikan bahwa toko memiliki jumlah persediaan yang cukup untuk dijual sesuai permintaan sampai persediaan dapat diisi ulang.

Namun, masih ada risiko bahwa tingkat stok berlebihan. Mengingat bahwa stok minimum maksimum biasanya didorong oleh kapasitas tempat, sangat penting bahwa tim rantai pasokan selaras dengan tim visual merchandising untuk meminimalkan risiko kelebihan dan kerusakan barang.

3. Tentukan Re-Order Point

Seperti disampaikan di atas, tidak disarankan untuk mengalokasikan semua persediaan secara langsung. Sebagai gantinya, harus menentukan Re-Order Point agar secara teratur menambah tingkat persediaan di dalam toko. Analisa kapan waktu Re-Order Point dapat dilihat dari Software ERP, dengan tingkat akurasi yang tinggi.

Proses Re-stock dalam industri ritel membutuhkan waktu yang cermat. Jika barang diisi kembali terlalu cepat, ini dapat menghasilkan surplus di satu lokasi sementara meninggalkan stok pendek lainnya. Sama halnya, jika barang diisi kembali pada akhir musim, barang-barang ini mungkin tidak terjual pada waktunya dan dengan demikian, menghasilkan penurunan harga yang dapat dihindari. Strategi Re-order Point yang efektif mencapai keseimbangan sempurna antara menghindari kehabisan stok, meminimalkan kelebihan dan mencapai tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi.

Langkah apa yang telah Anda ambil untuk mengoptimalkan pendekatan alokasi? Apa dampaknya terhadap bisnis Anda?

turboly.com