Kontrol Keuangan Perusahaan Melalui Manajemen Piutang
Dalam sebuah perusahaan dagang yang kegiatan utamanya melakukan penjualan dan pembelian proses transaksi dapat diselesaikan dengan dua metode yaitu tunai atau kredit. Tunai adalah ketika pembayaran menggunakan uang tunai, cek & giro, bank transfer. Sebaliknya kredit adalah ketika transaksi jual beli belum diselesaikan pembayarannya pada saat penyerahan barang sehingga akan menjadi hutang atau piutang. Hutang adalah kewajiban pembayaran kepada pihak lain sebagai pemilik barang (supplier), sedangkan piutang adalah kewajiban pembeli/ customer untuk membayar kepada kita.
Piutang merupakan salah satu aktiva lancar yang dapat mempengaruhi arus kas di perusahaan. Tertagihnya piutang menjadi suatu hal yang sangat penting bagi perusahaan, karena piutang yang terlalu besar maka akan memperbesar risiko tidak tertagih dan dapat menyebabkan terhambatnya arus kas. Maka dari itu, Piutang harus dikelola dan dibatasi pemberiannya. Beberapa langkah untuk mengelola piutang
- Membuat Catatan/ Kartu Piutang setiap pelanggan
- Memberikan batas waktu pembayaran / due date untuk setiap sales invoice yang dikeluarkan
- Membuat pencatatan umur piutang (Account Receivable Aging) berdasarkan tanggal invoice dikeluarkan dan mengelompokan piutang ke dalam jangka pendek, menengah, dan jangka panjang.
- Jangan memberikan piutang dengan jangka waktu yang lama/ panjang.
- Buat Batas piutang/ credit limit untuk setiap pelanggan
- Gunakan Software Akuntansi untuk mengontol piutang
Kemungkinan terburuk yang dapat terjadi adalah piutang yang tidak tertagih, untuk hal tersebut terdapat dua perlakuan akuntansi yaitu dengan penghapusan piutang secara langsung (Bad Debt Write-Off) dan pencadangan piutang (Bad Debt Allowance). Sangat penting bagi perusahaan untuk menjaga keuangan perusahaan salah satunya dengan manajemen piutang agar tidak terjadi piutang tidak tertagih.
Baca Juga : LEBIH BAIK SISTEM ERP DIBANDINGKAN HANYA SISTEM AKUNTANSI