Sentralisasi vs Desentralisasi Jalur Distribusi Dalam Perusahaan Ritel
Dalam persaingan bisnis yang ketat perusahaan ritel harus mampu menyesuaikan jalur distribusi mereka dengan waktu. Dengan Sistem Cloud ERP, desentralisasi jalur distribusi dapat menjadi opsi untuk diimplementasikan. Tetapi apa itu jalur distribusi yang terdesentralisasi, apa pro dan kontranya, dan mengapa berbeda dengan jalur distribusi terpusat?
Apa itu jalur distribusi terpusat?
jalur distribusi terpusat adalah model jalur distribusi tradisional, yang menampilkan kantor pusat dan gudang pusat yang berbasis di satu lokasi. Jika sebuah perusahaan yang mengelola jalur distribusinya secara terpusat harus memiliki area yang luas untuk dicakup untuk satu lokasi besar, perusahaan ritel tersebut mungkin memiliki gudang hub di lebih dari satu lokasi dan semua dikendalikan oleh kantor pusat.
Dari sudut pandang manajemen, jalur distribusi terpusat biasanya dikelola di kantor pusat - yang menangani semua keputusan hulu dan hilir. Kantor pusat ini akan mengerahkan staff purchasing,, distribusi, dan logistik lainnya yang menangani pekerjaan seluruh jaringan.
Apa itu jalur distribusi yang terdesentralisasi?
Dalam jalur distribusi yang terdesentralisasi, adalah proses operasional yang tersebar di berbagai lokasi cabang. Pemilihan lokasi cabang dititikberatkan pada lokasi terdekat dengan pelanggan atau pasar yang potensial bagi perusahaan. Posisi cabang disini akan lebih mandiri dan memiliki banyak peran, namun tidak akan serta merta mengabaikan kantor dan gudang pusat. Karena lokasi cabang dapat dikhususkan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan pasar mereka.
Keputusan dalam jalur distribusi yang terdesentralisasi masih dapat dibuat secara terpusat dan diteruskan di seluruh jaringan, tetapi seringkali cabang akan diberi tingkat otonomi untuk dapat mengelola bisnis dengan keunikan mereka sendiri. Biasanya ini akan melibatkan pembelian persediaan dan distribusi barang, dan mungkin termasuk beberapa otonomi strategis tergantung pada seberapa berbeda lokasi cabang dengan kantor pusat. Intinya adalah apa pun yang dibutuhkan cabang yang bersangkutan mereka dapat memutuskan sendiri.
Banyak perusahaan mendapati bahwa memiliki kendali yang kuat dan terpusat atas seluruh jalur distribusi mereka meningkatkan efisiensi biaya dan strategis serta membantu mereka mencapai laba yang lebih tinggi. Kontrol ekstra itu memungkinkan mereka untuk mengarahkan kapal ke arah yang sangat tepat.
Di sisi lain, perusahaan lain menemukan bahwa operasi sentralisasi dapat membahayakan pilihan layanan pelanggan mereka atau mengurangi daya saing terhadap perusahaan sejenis yang lebih gesit, yang melebihi potensi keuntungan yang diperoleh dalam efisiensi strategis.
Kemudian ada pilihan ketiga, yaitu mengadopsi konsep hybrid di antara keduanya. Faktor penting yang perlu dipertimbangkan saat memilih model jalur distribusi adalah:
- Apa yang diinginkan pelanggan Anda?
- Dimana mereka berada?
- Apakah waktu pengiriman yang cepat penting bagi mereka?
- Seberapa fleksibel anggaran Anda?
- Apakah ada pemasok lokal di wilayah calon simpul Anda yang dapat memotong biaya masuk?
- Akankah pemasok Anda yang ada bersedia menegosiasikan pengadaan untuk jaringan yang terdesentralisasi?
- Apakah Anda memiliki infrastruktur (yaitu sistem TI) untuk menghubungkan jaringan yang terdesentralisasi?
Jika perusahaan Anda ingin coba mengimplementasikan jalur distribusi desentralisasi, Turboly Cloud ERP menyediakan fungsi yang sangat lengkap untuk mengelola jalur distribusi sentralisasi, desentralisasi ataupun kombinasi keduannya.
Baca Juga : Fungsi Distribusi Untuk Software ERP Ritel