4 Tantangan yang Dihadapi Distributor di Era Modern

image

Distributor grosir selalu memainkan peran penting dalam penjualan barang, bertindak sebagai perantara antara produsen dan konsumen, memastikan bahwa produk sampai tempat dengan kondisi baik dan tepat waktu. Namun keadaan sekarang sedikit berubah.

Produsen dan pengecer semakin berinvestasi membuat jaringan distribusi mereka sendiri, secara efektif memotong jalur distributor grosir sebagai perantara dan memilih menyalurkan produk ke konsumen secara langsung. Akibatnya, distributor ini berjuang untuk mempertahankan posisi mereka di pasar dan mempertahankan profitabilitas.

Kami akan mencoba dan menjabarkan tantangan yang dihadapi dalam bisnis distributor di era modern, dan kiat tentang cara untuk tetap bisa bertumbuh dalam bisnis distributor grosir.

  1. Inventory Management

Masalah manajemen inventory bukanlah hal baru dalam bisnis distribusi grosir. Inventory management pada dasarnya ini adalah praktik melacak semua barang yang masuk dan keluar dari fasilitas penyimpanan atau gudang.

Implementasi Inventory Management sangat penting dalam industri distribusi grosir karena tanpanya, tidak dapat mengetahui berapa banyak stok yang tersisa di gudang dan berapa banyak yang telah Anda jual. Jika tidak tahu berapa banyak yang tersisa, maka akan sulit mengambil keputusan akan akan melakukan pembelian kembali.

Secara tradisional, manajemen inventory telah dilakukan dengan dua cara: secara manual dengan menghitung secara fisik setiap item atau dengan menggunakan Software ERP yang memberikan solusi yang sangat hemat biaya dan efisien untuk masalah lama dalam mengelola stok.

  1. E-commerce

Tren e-commerce B2C akhirnya menghantam industri B2B, dan distributor dimana pun berusaha keras untuk membangun jaringan online sebelum pesaing mereka melakukannya. Masalahnya adalah sebagian besar distributor ini, terutama mereka yang telah berkecimpung di industri ini dalam jangka waktu yang lama, dan tidak semua mengetahui cara kerja dunia penjualan online.

Masalah lainnya adalah, karena banyak dari perusahaan ini sekarang beroperasi secara online, pelanggan mereka mengharapkan jenis layanan pelanggan B2B dengan konsep sama yang diberikan perusahaan B2C kepada konsumen mereka. Ini berarti merangkul budaya baru dalam memberikan layanan bernilai tambah.

  1. Menuntut Pelanggan

Mungkin tantangan terbesar yang dihadapi distributor adalah bahwa konsumen semakin banyak demanding setiap tahun. Alasan terbesar dibalik ini adalah generasi milenial yang secara praktis tumbuh di era digital. Sejak generasi milenial tumbuh dengan cara transaksi barang secara online dan menjelajahi internet, mereka telah terbiasa dengan standar layanan pelanggan tertentu yang telah disediakan oleh perusahaan B2C selama bertahun-tahun.

Industri berubah perlahan dan bisnis pasti akan beradaptasi dengan tren baru ini jika mereka ingin bertahan, tetapi sungguh menarik untuk melihat bagaimana seluruh kelompok pemilik bisnis beradaptasi dengan teknologi.

4: Disintermediasi

Seperti yang telah kami sebutkan sebelumnya, produsen dan pengecer semakin banyak memotong distributor dan menggunakan jaringan mereka sendiri untuk mengirimkan produk ke pelanggan. Manfaat bagi kedua belah pihak adalah keuntungan finansial, karena produsen mampu menjual barang mereka dengan harga lebih tinggi dan pengecer masih mendapatkannya lebih murah daripada yang dia dapatkan dari dealer grosir.

Penggerak utama di balik perubahan ini adalah teknologi, karena pengecer bisa langsung online ke pasar grosir dan berhubungan langsung dengan produsen secara langsung. Secara kebetulan, teknologi juga menjadi solusi untuk masalah yang mengkhawatirkan ini.

Baca Juga : Langkah Sederhana Menjadi Distributor Sebuah Produk

turboly.com