Kesalahan Pengelolaan Inventory yang Sering Diabaikan
Dalam menjalankan bisnis retail ataupun distributor, pengelolaan inventory dengan benar adalah suatu keharusan. Pengelolaan inventory bukan hanya sekedar menjaga ketersediaan barang untuk memenuhi kebutuhan pelanggan tapi juga diperlukan untuk menjaga stok tetap dalam kondisi baik agar tidak menyebabkan kerugian.
Dalam artikel ini kami ingin membagikan beberapa hal yang sering diabaikan dalam hal pengelolaan inventory agar keuntungan perusahaan tetap terjaga. Berikut adalah beberapa hal yang paling sering diabaikan dalam kegiatan pengelolaan inventory.
1. Kurangnya standar kinerja
Sulit untuk mengatasi masalah atau masalah ketika Anda tidak memiliki standar yang jelas untuk mengukurnya. Meskipun menyadari bahwa ada masalah adalah permulaan, mengetahui apa standar ideal berarti hal yang sangat berbeda, dan ini adalah sesuatu yang cenderung diabaikan oleh bisnis.
2. Pemesanan berlebihan/penjualan berlebih
Saat bisnis retail dan distributor berjalan sangat baik dengan pesanan yang datang setiap hari. Produk dengan kualitas terbaik, feedback pelanggan menunjukkan kepuasan dan nilai penjualan tinggi diikuti dengan meningkatnya pesanan pelanggan. Jika hal ini terus terjadi tanpa kontrol maka tanpa disadari bisnis akan masuk dalam fase oversold atau kelebihan pemesanan. Walaupun kelihatannya bagus, namun fase ini jika tidak diantisipasi dengan benar bisa menimbulkan suatu kerugian karena dari sekian banyak produk yang memiliki jumlah permintaan tinggi, pasti ada beberapa produk yang tidak bergerak alias tidak laku yang akhirnya bisa timbul stok mati yang akan menggerus keuntungan karena produk yang tinggi permintaannya secara tidak langsung akan menanggung kerugian yang timbul dari produk yang tidak laku ini.
3. Perencanaan yang buruk/tidak ada peramalan permintaan
Salah perencanaan atau perkiraan merupakan suatu kesalahan yang krusian. Maka dari itu, perlu memiliki gambaran yang jelas tentang bagaimana kinerja bisnis dan apa implikasinya terhadap berapa banyak stok yang tersedia dan berapa banyak yang harus Anda pesan di masa depan.
Perbedaan dalam tingkat stok dapat mempengaruhi karyawan saat mereka berjuang untuk memenuhi kebutuhan dan pesanan pelanggan. Tentu saja, pengelolaan inventory yang buruk juga akan mempengaruhi pelanggan dan kemampuan perusahaan untuk memberikan layanan terbaik kepada mereka. Semua karena gagal merencanakan dan memantau tingkat Inventory.
4. Manajemen Inventory yang tidak memenuhi syarat
Tidak mudah menyesuaikan permintaan dan operasi pelanggan dengan kebutuhan untuk melatih pekerja baru dalam manajemen Inventory. Akibatnya, banyak bisnis mengabaikan pentingnya melatih karyawan tentang cara mengelola Inventory kesalahan besar!
5. Tidak menggunakan Sistem Inventory
Jika bisnis ritel Anda masih menggunakan excel atau metode input manual lainnya untuk pengambilan stok dan pelacakan Inventory, maka mengorbankan banyak waktu, uang, dan efisiensi. Plus, ini adalah kesalahan yang dapat menyebabkan kesalahan lain. Tidak menggunakan fitur manajemen Inventory otomatis membuatnya lebih masuk akal bahwa akan ada kesalahan dalam data Inventory Anda.
Tidak hanya ada kesalahan manusia, tetapi jika memiliki bisnis yang berkembang, akan membutuhkan Sistem inventory online untuk mendukung proses yang lebih ramping dan efektif.
Baca Juga : Mengontrol Inventory Menggunakan ABC Analysis