5 KPI Bengkel Otomotif
Manajer bengkel atau kepala bengkel memiliki tanggung jawab yang sangat besar tidak hanya untuk kesuksesan departemen servis tetapi juga kesuksesan seluruh bengkel. Tanggung jawab manajer bengkel sebagai menjalankan bisnis perbaikan kendaraan yang efisien dan menguntungkan melalui beberapa bidang utama yang mencakup penempatan staf, mempertahankan pelanggan, dan mengendalikan biaya.
Sebagai pemimpin di bengkel, manajer bengkel menetapkan tujuan dan target untuk terus berusaha mencapainya. Target dan tujuan bengkel secara umum akan dibuat secara rinci menjadi sebuah key performance indicators (KPI).
Apa KPI yang paling banyak digunakan untuk industri layanan otomotif?
Setiap bengkel memiliki cara untuk mengukur kesuksesan, tetapi ada 5 KPI utama adalah umum di seluruh industri. Ini termasuk upah tenaga kerja efektif, jam kerja per service work order, laba kotor, kepuasan & retensi pelanggan, dan service rutin. Manajer bengkel harus memahami informasi dan data ini dan bagaimana pengaruhnya terhadap performa bengkel otomotif secara keseluruhan.
Tingkat Tenaga Kerja Efektif
Tingkat tenaga kerja efektif adalah perhitungan yang memberikan informasi pendapatan yang dihasilkan per jam. Untuk menghitung tarif tenaga kerja efektif, bagi total penjualan service dengan total jam tenaga kerja yang digunakan.
Tingkat tenaga kerja efektif akan berbanding lurus dengan pendapatan. Manajer bengkel harus menghitung tingkat tenaga kerja efektif secara teratur untuk menentukan penyesuaian yang diperlukan.
Jam Kerja Terpakai untuk Setiap Service Work Order
Waktu adalah bagian penting dari bengkel otomotif. Setiap menit yang terpakai untuk mengerjakan Service Work Oder (SPK) akan diukur seberapa efektifnya sebuah bengkel memanfaatkan setiap peluang. Seperti Tarif Tenaga Kerja Efektif, KPI ini juga berbanding lurus dengan pendapatan.
Persentase Laba Kotor
Laba Kotor di bengkel otomotif adalah pendapatan service & waktu pengerjaan service work order dikurangi dengan upah mekanik. Misalnya, jika perbaikan menghasilkan pendapatan tenaga kerja sebesar Rp 200.000 dan teknisi dibayar Rp. 60.000 untuk melakukan pekerjaan itu, Laba Kotor adalah Rp. 140.000. Kemudian bagi Rp. 140.000 dengan Rp. 200.0000 untuk mendapatkan Persentase Laba Kotor bengkel untuk service work order ini adalah 70%.
Persen Laba Kotor adalah persentase pendapatan yang diubah menjadi laba kotor. Manajer bengkel harus menangani distribusi pekerjaan dengan efisien dan mencocokkan pekerjaan yang diperlukan untuk Service Work Order dengan tingkat kemampuan mekanik.
Kepuasan dan Retensi Pelanggan
Membuat pelanggan senang membuat mereka datang kembali, dan pelanggan yang kembali diperlukan agar kualitas pelayanan dipertahankan dan dibuat menjadi semakin lebih baik. Setiap bengkel otomotif mengukur retensi secara berbeda, dan beberapa memberi insentif untuk menghindari retensi pelanggan.
Retensi pelanggan menjadi salah satu area yang lebih sulit untuk dikelola karena tergantung pada preferensi pelanggan itu sendiri. Manajer bengkel harus memiliki sistem kerja bengkel yang mendorong konsistensi layanan setiap staff.
Layanan Service Rutin
Layanan Service Rutin adalah layanan perawatan yang standar dan tetap (servis, tune up dan suku cadang,) Layanan Service Rutin dapat digunakan menutupi seluruh biaya overhead yang di setiap bengkel. Service rutin dan penjualan suku cadang dianggap sebagai sumber pendapatan “tetap” untuk bengkel.
Semakin banyak KPI di atas tercapai, semakin besar kemungkinan mendorong bengkel otomotif mencapai target 100% KPI.
Bagaimana kita menggunakan informasi ini dalam membuat keputusan strategi pemasaran?
Untuk kebutuhan pemasaran perlu mengetahui KPI mana yang menjadi fokus. Mari kita ambil, misalnya, bengkel sudah melakukan pekerjaan luar biasa dengan tingkat tenaga kerja yang efektif, jam per service work order, dan tetapi efisiensi turun pada jumlah service order dan perlu meningkatkan jumlah pesanan perbaikan dan pembayaran pelanggan.
Strategi yang berbeda untuk setiap bengkel, karena mungkin ada bengkel-bengkel yang spesialis ke satu merek dan transaksinya lebih bernilai serta ada bengkel lain yang melayani semua merek dan fokusnya di volume transaksi perbaikan.
Kesimpulan:
Memahami tujuan bengkel dan menyusul strategi pemasaran seputar mendorong KPI ini adalah cara terbaik dan paling efektif untuk mencapai kesuksesan sebuah bengkel otomotif
Software ERP Bengkel Turboly menjadi solusi bisnis bengkel otomotif, manajemen persediaan, keuangan dan akuntansi cukup fleksibel yang dirancang khusus untuk industri kendaraan bermotor dan penjualan suku cadang untuk semua jenis bengkel otomotif.
Baca Juga : 5 Strategi Pemasaran Bengkel Motor untuk Mendatangkan Lebih Banyak Pelanggan