Perbedaan PO Inventory dan Fixed Asset
Software Inventory Indonesia Berbasis Cloud Untuk Bisnis Retail
Purchase Order (PO) adalah dokumen yang digunakan dalam proses bisnis untuk mengajukan pesanan pembelian barang atau jasa dari supplier atau vendor.
PO adalah instrumen tertulis yang secara resmi mengidentifikasi detail pesanan, termasuk jenis barang atau jasa yang dipesan, kuantitas, harga, kondisi pengiriman, tanggal pengiriman yang diharapkan, syarat pembayaran, dan informasi penting lainnya yang terkait dengan transaksi pembelian.
Purchase Order penting dalam proses manajemen persediaan dan akuntansi karena mereka membantu menghindari kesalahpahaman dan sengketa antara pembeli dan supplier. Mereka juga memungkinkan perusahaan untuk melacak pesanan, pemenuhan, dan pembayaran secara efisien. Setelah PO diterima oleh supplier, itu menjadi dasar untuk pengiriman barang atau pelayanan yang dipesan, dan pada akhirnya, faktur pembelian yang akan diterima oleh pembeli untuk tujuan pembayaran.
Menjelaskan perbedaan antara Purchase Order (PO) untuk inventory (persediaan) dan Purchase Order untuk fixed asset (aset tetap):
Purchase Order untuk Inventory (Persediaan):
Tujuan Utama: Purchase Order untuk inventory digunakan untuk memesan barang atau produk yang akan digunakan dalam operasi sehari-hari bisnis Anda atau yang akan dijual kepada pelanggan.
Sifat Barang: Barang yang dipesan biasanya adalah barang yang perlu diperbaharui secara berkala atau yang memiliki umur pakai yang lebih pendek. Ini bisa termasuk bahan baku, suku cadang, produk jadi yang dijual, atau barang-barang lain yang diperlukan untuk produksi atau penjualan.
Pencatatan Akuntansi: Pembelian barang-barang inventory biasanya dicatat sebagai biaya atau pengeluaran bisnis dan tidak ditambahkan ke dalam aset tetap. Dalam neraca, ini akan mencatat sebagai bagian dari “persediaan” atau “aset lancar.”
Purchase Order untuk Fixed Asset (Aset Tetap):
Tujuan Utama: Purchase Order untuk fixed asset digunakan untuk memesan barang-barang yang bertujuan untuk digunakan dalam bisnis Anda dalam jangka waktu yang lebih lama dan bukan untuk dijual. Aset ini umumnya memiliki umur pakai yang lebih lama dan nilainya lebih besar daripada barang persediaan.
Sifat Barang: Contoh dari aset tetap termasuk peralatan, kendaraan, mesin, komputer, dan properti. Aset ini digunakan dalam operasi bisnis Anda untuk menghasilkan pendapatan atau layanan jangka panjang.
Pencatatan Akuntansi: Pembelian aset tetap biasanya dicatat sebagai investasi atau aset dalam neraca. Nilai aset tetap ini kemudian dapat diamortisasi selama masa pakainya, dan biaya perawatan serta depresiasi aset tersebut akan dicatat dalam laporan keuangan.
Perbedaan penting lainnya adalah dalam hal perpajakan dan peraturan akuntansi. Pembelian aset tetap seringkali memiliki implikasi pajak yang berbeda dan peraturan akuntansi yang lebih rumit dibandingkan dengan pembelian persediaan. Dalam banyak kasus, perusahaan akan memiliki prosedur yang berbeda untuk mengelola pembelian persediaan dan aset tetap untuk memastikan kepatuhan dengan peraturan dan manajemen yang efisien.
Sistem ERP Turboly membuat dan mengelola data supplier, pesanan pembelian, penerimaan, dan semua transaksi yang terkait lainnya adalah salah satu aspek sistem yang paling sederhana namun komprehensif. Supplier dapat berupa anak perusahaan bersama atau supplier internal dan eksternal.
Baca Juga : Mengenal Bagian Purchasing Dalam Perusahaan