Tips Mengelola Penarikan Produk
Dalam penjualan retail ataupun wholesale kualitas produk merupakan hal yang utama. Maka jika terjadi produk yang kita jual ditarik kembali oleh supplier atau pabrik akibat kesalahan produksi merupakan sesuatu yang tidak diharapkan. Penarikan produk akibat kesalahan produksi akan menimbulkan efek domino yang tidak baik bagi pabrik sebagai pembuat, hingga ke ujung tombak distribusi yaitu retailer. Karena, penarikan kembali produk yang telah beredar akan mempengaruhi jaringan distribusi, pendapatan dan yang paling penting akan mempengaruhi reputasi produk itu sendiri dan biasanya efek tersebut akan terasa hingga jangka waktu yang lama.
Oleh karena itu, berikut adalah beberapa tips yang dapat dilakukan untuk menghindari dan bagaimana mengelola produk recall (produk yang ditarik ulang):
Pilih Supplier dengan Cermat
Supplier bahan baku atau pemasok produk yang akan kita jual merupakan kunci awal dalam menentukan bagaimana kualitas produk yang akan kita berikan pada konsumen nantinya. Pastikan standar kelayakan, keselamatan dan kesehatan yang dimiliki oleh supplier dalam memproduksi produk. Selain itu, pastikan bahwa supplier tersebut telah berpengalaman dan memiliki stabilitas perusahaan yang baik. Hal ini dilakukan, agar produk yang nantinya kita berikan kepada konsumen benar-benar memenuhi standar yang telah ditetapkan.
Lacak Stok Persediaan
Untuk memastikan produk melalui supply chain yang semestinya, akan lebih baik apabila perusahaan menggunakan sistem atau software inventory. Salah satu manfaat yang bisa kita dapatkan dengan menggunakan software inventory adalah keterlacakan stok persediaan pada titik-titik tertentu. Software inventory dapat menjadi alat yang berpengaruh dalam meminimalkan waktu dan biaya saat terjadi penarikan produk. Dengan menggunakan software inventory, akan memudahkan kita dalam mengidentifikasi dari mana masalah berasal dan apa yang harus dilakukan.
Tetapkan Batch Number
Batch Number merupakan kode atau angka yang berhubungan dengan inventory dan batch number biasanya dijadikan sebagai kode produksi dari sebuah produk. Penggunaan batch number akan memudahkan identifikasi dan menemukan masalah dengan lebih sederhana apabila terjadi penarikan produk.
Baca juga :Tips Menghabiskan Stock Lama