Tantangan Mengelola Biaya Inventory pada Perusahaan Retail

image

Tantangan untuk mengendalikan biaya inventory adalah tantangan yang harus dihadapai semua pelaku usaha baik itu produse, distributor hingga ritel. Inventory adalah salah satu aset dengan biaya pemeliharaan yang besar. Maka dari itu, jika dapat meminimalisir / menekan biaya inventory maka secara otomatis akan diikuti dengan peningkatan laba dan pendapatan perusahaan. Sehingga perusahaan bisa semakin lincah untuk mengembangkan bisnisnya.

Apa sebenarnya biaya inventory itu? Biaya inventory adalah semua biaya yang terjadi hingga inventory tersebut dijual untuk mendapatkan keuntungan. Biaya ini termasuk didalamnya harga pembelian, biaya pengiriman, biaya penyimpanan dan semua biaya lain yang terkait dengan inventory selama periode tertentu. Biaya Inventory dibagi menjadi 2 (tiga), antara lain :

  1. Biaya Pembelian
  2. Biaya Pengangkutan
  3. Biaya Penyusutan

Ada banyak strategi yang dapat diterapkan perusahaan untuk tujuan mengendalikan biaya inventory. Berikut ini beberapa strategi yang mudah dilakukan untuk mengoptimalkan kontrol inventory untuk menekan biaya :

Temukan Re-Order Point

Pastikan tidak ada overstock yang berisiko pemborosan atau understock dan stockout. Dengan menemukan re-order point yang tepat, maka resiko membengkaknya biaya penyimpanan bisa ditekan, selain itu juga akan mengurangi resiko adanya understock dan stockout yang bisa berimbas lebih luas kepada kepuasan pelanggan.

Bagaimana cara menemukan re-order point yang tepat. Sistem Enterprise Resource Planning (ERP) akan membantu dalam menemukan ROP secara tepat. Bisa menggunakan informasi data historis 3-6 bulan lalu untuk mengindentifikasi trend dan pola. Sistem ERP akan mengotomatiskan proses dan menghilangkan risiko kesalahan manusia untuk memberikan informasi berharga ke dalam pola penjualan.

Hindari Overstock

Setiap produk tidak laku akan memakan banyak biaya inventory. Pertama sisa produk tersebut akan memenuhi ruang di gudang/ toko yang mungkin bisa digunakan untuk produk-produk lain yang lebih fast moving, kedua memiliki resiko kehilangan akibat dicuri, dan yang ketiga yang sulit untuk dihindari adalah resiko kerusakan produk.

Dengan mengetahui Re-Order Point maka overstock bisa dihindari, karena kerusakan dan kehilangan barang akan menimbulkan biaya yang besar. Selain itu, saat terjadinya overstock cobalah temukan strategi penjualan lain untuk mempercepat pergerakan barang, misalnya : Promo diskon, bundling hingga mendonasikannya jika barang-barang bisa didonasikan, donasi akan mendapatkan insentif pada saat rekonsiliasi fiskal.

Menata Letak Gudang

Kita harus tahu apa yang dimiliki di gudang dan di mana disimpan. Dengan mengatur tata letak gudang akan memudahkan staf untuk menemukan barang dengan cepat dan secara akurat melacak dan mencatat pergerakan stok, mengoptimalkan proses pengambilan, pengepakan, dan pengiriman.

Dengan memperbaiki tata letak gudang/ toko dapat mengoptimalkan aliran inventory dan menggunakan ruang secara efisien. Bisakah Anda dengan mudah mengakses barang yang perputarannya tinggi atau mudah rusak? Memanfaatkan Sistem ERP, barcode dan batch untuk melacak pergerakan inventory.

Salah satu tools untuk mengontrol inventory adalah Sistem ERP yang memiliki berbagai fitur mulau dari Point of Sale (POS), Inventory Management, hingga ke Finance & Accounting. Semakin efisien dalam mengelola inventory, semakin mudah untuk menekan biayanya.

Baca Juga : BAGAIMANA PENGARUH SISTEM ERP TERHADAP BIAYA INVENTORY?

turboly.com