Saatnya Melakukan Revaluasi Nilai Persediaan

image

Masa krisis akibat pandemi saat ini dapat mempengaruhi nilai persediaan yang bisa menjadi lebih besar. Oleh karena itu, perlu diambil kebijakan untuk menilai kembali nilai persediaan yang kita miliki sebelum mengambil langkah penting selanjutnya.

Revaluasi persediaan adalah penyesuaian biaya persediaan untuk mencerminkan perubahan dalam biaya perolehan yang mempengaruhinya. Perubahan-perubahan ini mungkin disebabkan oleh pergerakan nilai tukar Rupiah, distribusi barang yang terganggu, hingga barang rusak. Persediaan merupakan komoditas utama bagi usaha ritel selain itu juga nilai persediaan sangat berpengaruh terhadap laporan keuangan dan pengambilan keputusan bisnis.

Berikut adalah 3 kondisi yang mempengaruhi mengapa revaluasi nilai persediaan sangat penting :

1. Terganggunya Jalur Distribusi

Dengan pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), ada trend yang cukup menarik dimana untuk ada permintaan jenis barang yang berbeda di masing-masing daerah. Namun, meskipun kita memiliki persediaan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tersebut ada kendala akses yang terbatas yang akan memakan waktu lebih lama dibandingkan dengan kondisi normal. Maka dari itu, sebuah keputusan bisnis yang tepat wajib dibuat untuk mengatasi hal ini dengan resiko biaya jika ingin mengirimkan barang tepat waktu atau ada resiko kekosongan barang akibat lamanya waktu pengiriman.

2. Perubahan Produksi

Ketika industri manufaktur pun terpukul akibat masa pandemi, maka hasil produksi yang dihasilkan juga akan turun sedangkan untuk kapasitas produksi tidak bisa ditingkatkan maka hal ini akan berdampak dengan meroketnya harga pokok produksi. Dengan kata lain harga produk di level manufaktur akan meningkat, diikuti oleh harga di distributor yang otomatis akan meningkatkan harga produk di industri ritel.

3. Persediaan Menjadi Rusak

Akibat masa pandemi, beberapa bagian ritel akan mengalami peningkatan permintaan yang signifikan terutama untuk ritel yang melayani kebutuhan pokok, sedangkan usaha ritel di sisi lain akan mengalami “penderitaan” karena tidak ada permintaan akan produk mereka. Ketika permintaan turun atau bahkan tidak ada, maka yang terjadi adalah adanya “stock mati” yang tentunya akan mengerek biaya persediaan jika persediaan memiliki umur yang pendek dan tidak tahan lama. Diperlukan strategi lain untuk bisa mempercepat pergerakan persediaan ini seperti menjual secara bundling, menggunakan sebagai donasi atau jika ada peluang untuk return kepada supplier, maka lakukanlah.

Baca Juga : BAGAIMANA PENGARUH SISTEM ERP TERHADAP BIAYA INVENTORY?

turboly.com