Tips Agar Konsinyasi Berjalan Lancar
Saat memulai bisnis, bisa saja kebingungan ingin menjual produk di mana. Menjual lewat online, tidak langsung mendapatkan pelanggan. Sedangkan, jika menjualnya secara langsung, belum memiliki toko atau tempat yang memadai untuk berjualan. Di saat itulah bisa memanfaatkan konsinyasi.
Konsinyasi adalah kerja sama dilakukan antara pihak supplier barang dengan pihak pengecer. Supplier akan disebut consignor dan pengecer disebut consignee. Pihak consignee ini adalah pemilik toko yang sudah berjualan. Sedangkan, pihak consignor barang adalah yang menyediakan barang untuk pihak consignee.
Sistem penjualan konsinyasi, contohnya seperti ini:
Consignor memasok barangnya ke sebuah consignee. Lalu, consignee sebagai pengecer menjualnya kepada pembeli. Consignor akan mendapatkan kembali modal ditambah dengan keuntungan setelah barang itu terjual.
Consignor pun harus memberikan komisi pada pengecer yang sudah membantunya menjual barang miliknya.
Bisnis Konsinyasi adalah kerja sama yang cocok dipraktikkan pada bisnis retail dari yang besar hingga yang kecil. Contoh bisnis retail kecil adalah toko kelontong atau warung, sedangkan untuk bisnis retail yang besar di minimarket dan supermarket yang punya banyak cabang.
Jadi, sistem kerja sama konsinyasi ini sebenarnya bukan sesuatu yang baru, tapi sudah lama dipraktikkan. Apalagi di Indonesia, sistem konsinyasi ini mudah Anda temukan di mana-mana. Siapa saja bisa mempraktikkannya.
Usaha ini agar berjalan lancar memang membutuhkan strategi khusus. Seperti ini tipsnya untuk Anda yang ingin menjalankan bisnis dengan sistem ini.
1. Anda perlu mengenal produk dengan baik
Saat menawarkan produk Anda pada pihak pengecer, Anda perlu meyakinkan pihak pengecer bahwa produk Anda layak berada di etalasenya. Untuk itulah Anda perlu mengenalnya dengan baik agar bisa menjelaskan kelebihan dari produk Anda secara jujur.
2. Mencari toko atau pengecer yang cocok dengan produk Anda
Ini juga perlu Anda perhatikan karena tiap-tiap pengecer punya ciri khasnya sendiri. Pastikan ciri khas toko itu terkait dengan produk yang Anda jual. Misalnya, Anda ingin menjual roti, titipkan pada pengecer yang menjadikan produk roti sebagai unggulannya.
3. Anda perlu membuat perjanjian yang sama-sama menguntungkan dengan pengecer
Tujuan Anda berjualan adalah pasti karena berharap mendapatkan keuntungan. Perlu diingat ada bagian yang akan Anda salurkan pada pihak pengecer, jadi Anda harus memastikan pembagian itu tetap dapat membuat Anda meraih keuntungan.
Contoh hal yang perlu didiskusikan adalah berapa persen komisi yang akan diberikan pada pengecer, komisinya biasanya 20%-60% dari hasil penjualan, kapan pemilik produk bisa mendapatkan uang hasil penjualan, biaya pengiriman barang akan dibayarkan oleh siapa, berapa lama produk ada di pengecer, dan pertanyaan lain yang sesuai dengan kebutuhan kedua belah pihak.
4. Pastikan produk di-Display dengan baik oleh pengecer
Anda perlu tahu bagaimana pihak pengecer memajang produk Anda nantinya. Setelah didiskusikan dengan baik, Anda bisa mendapatkan etalase yang sesuai dengan keinginan.
Baca Juga : Mengenal Bisnis Konsinyasi